Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berencana membuat rumah sangat murah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Harga rumah yang ditawarkan berkisar antara Rp5 juta sampai Rp10 juta.
Kita mulai dengan program rumah sangat murah. Untuk rakyat yang berkategori sangat miskin atau miskin. Harga dalam bayangan kita itu Rp5 juta sampai Rp10 juta. Bisa kita ambilkan dana bantuan pemerintah, BUMN, dan CSR swasta atau varian dari itu. Ini bisa menjadi konsep rumah singgah atau rumah sementara. Ketika sudah memenuhi maka beralih kepada skema perumahan yang lain.
Rumah-rumah murah tersebut akan segera dibangun dalam jumlah massal. Jumlahnya bisa mencapai jutaan dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Apa yang saya pikirkan saudara-saudara? Di kolong-kolong jembatan, saya kira ketika saudara naik mobil, melewati tempat itu, ada saudara kita yang bermalam di situ, tentu tidak baik kita membiarkan. Di bantaran sungai atau di tempat-tempat lain yang sepatutnya tidak di situ. SBY menambahkan, program ini akan sangat membantu para tuna wisma dengan syarat mereka kooperatif dan mendukung program ini. "Ini yang menjadi pikiran saya, rumah yang sangat sederhana jauh lebih baik daripada di bawah jembatan atau di tempat-tempat yang memang tidak sepatutnya kita biarkan mereka berada di situ.
Rumah murah untuk rakyat berpenghasilan rendah termasuk petani penggarap nelayan dan buruh kelas bawah harganya bisa Rp20 sampai Rp25 juta. Presiden sudah melihat prototype kemarin di Deli, Menteri PU, Menteri Perumahan Rakyat dan teman-teman yang lain, Ketua KEN, juga sedang mencari akal bagaimana membangun rumah yang layak tetapi berkategori murah, tentu lebih murah dibandingkan yang ada sekarang Rp55 juta dengan kredit yang tipe 36 barangkali.
Pembelian rumah murah ini bisa dengan cara kredit sangat lunak. Pemerintah akan membantu sebagian biaya pembelian. "Tentu desainnya khusus dan bisa mass production. Itu yang kemarin ditunjukkan. Ada negara lain yang juga mengembangkan proyek seperti ini contohnya di India. Ini sudah kita pikirkan yang bisa kita lakukan di negeri kita akankah program ini akan bisa berjalan dengan lancar? mampukah pemerintah bisa menyeleasikan program ini dqan tepat sasaran?