Mempunyai anak yang kurang berani membuat kita sebagai
orang tua sedikit cemas, karena bisa mempengaruahi emosi dan peranan social yang
kurang. Anak anda mengalami ini, ini sedikit tips agar anak kita jadi pemberani
Keberanian anak untuk mencoba sesuatu yang baru
dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal salah satunya
dipengaruhi temperamen si anak. Sedangkan kalau faktor eksternal lebih kepada
dorongan dan dukungan kepada si anak untuk mencoba. Salah satu faktor eksternal
yang memengaruhi keberanian anak untuk mencoba adalah kelekatan anak dengan
orangtuanya.
Selanjutnya, ketika anak memiliki rasa aman kepercayaan
dirinya akan tumbuh. Inilah yang menjadi pendorong anak untuk berani mencoba
sesuatu yang baru. Sebaliknya, pada anak yang tidak memiliki keberanian untuk
mencoba, bila ditelusuri, penyebabnya adalah anak tidak memiliki rasa aman
terhadap lingkungan terdekatnya.
Kelekatan antara orangtua dan anak ini tentunya tidak
terbentuk secara instan. Ini telah terjalin semenjak anak masih bayi. Bayi yang
mendapat respons tepat dari orangtua dan orang terdekat di lingkungannya,
umumnya memiliki rasa percaya dengan orangtua atau orang terdekatnya itu,
sehingga ia mampu membentuk rasa aman terhadap lingkungan terdekatnya.
Kelekatan itu dapat terbentuk bila orangtua mampu memahami
dan memenuhi keinginan si bayi. Misal, ketika bayi menangis dengan nada panjang
sebagai tanda haus, orangtua langsung memberikan respons dengan menyodorkan ASI. Anak merasa nyaman dan percaya karena
orangtua tahu akan kebutuhannya.
Dampingi anak
Lalu, bagaimana cara menstimulasi agar anak memiliki keberanian untuk mencoba
sesuatu yang baru? Langkah pertama, hendaknya orangtua mampu menumbuhkan rasa
aman terlebih dahulu. Caranya, dengan mendampingi anak ketika ia mau mencoba
sesuatu yang baru. Berikan semangat kepada anak agar mau mencoba.
Pilihan lainnya, dengan mengajak teman-temannya bermain
bersama. Minta si kecil mengamati teman-temannya yang sedang bermain.
Selanjutnya, minta ia mencobanya sendiri. Bila perlu, orangtua juga terlibat
dan bila memungkinkan dapat memberikan contoh langsung. Berikan penjelasan
kepada si buah hati, selama mengikuti aturan dan rambu-rambu keamanan yang
sudah dipersiapkan, niscaya tidak akan terjadi apa-apa. Kata-kata itu umumnya
dapat memunculkan keberaniannya. Lakukan aktivitas ini berulang-ulang.
Satu hal yang patut dicermati orangtua, jangan bosan
mendampingi anak untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru. Bagi anak dengan
temperamen sulit dan lambat memang membutuhkan waktu untuk memunculkan
keberaniannya. Berbeda dengan anak bertemperamen mudah yang lebih cepat dan
berani mencoba. Sebaiknya orangtua lebih bersabar dalam mendampingi.
Agar anak lebih termotivasi, ingatlah untuk memberikan
penghargaan. Penghargaan berupa pelukan, pujian atau sesuatu yang lebih
istimewa, umumnya mendorong si kecil untuk lebih berani.
Tidak memaksa
Bila berbagai cara sudah dicoba, namun anak belum berani juga, sebaiknya
telusuri penyebabnya. Ajaklah si kecil berkomunikasi, mengapa ia menolak
permainan itu. Masuk usia tiga tahun, anak umumnya sudah mampu menyampaikan
yang dirasakan. Selanjutnya, tugas orangtua adalah memberikan pengertian kepada
anak agar kekhawatiran yang dirasakan dapat terselesaikan.
Orangtua juga sebaiknya tidak memaksakan keinginan kepada
anak. Ketika si kecil tidak berani mencoba permainan perosotan, alihkan dengan
permainan sejenis yang memberikan manfaat sama seperti palang bertingkat, papan
berjungkit dan lainnya. Anak akan senang dan manfaat untuk menstimulasi
perkembangannya pun didapat. Pemaksaan terhadap anak justru menimbulkan
pengalaman tidak menyenangkan bagi si kecil.
Bagaimana cara anda membua anak lebih berani