Cerita
Kuburan yang mengeluarkan darah dan bau amis di TPU Rorotan,
Cilincing, Jakarta Utara, merupakan makam seorang ibu bernama Rohani. Menurut
penjaga makam, Otong, semasa hidup Rohani, saat masih hidup bekerja sebagai
orang yang meminjamkan uang.
"Dulunya si ibu itu rentenir. Dia sempat jadi warga Rorotan,
terus pindah ke Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara," kata Otong saat
ditemui di lokasi, Jl Malaka IV, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Rohani
sejak 2009 lalu pindah rumah dari Rorotan ke Warakas. Otong menambahkan,
kendati rentenir, Ibu Rohani bersikap santun pada warga.
"Ibunya doyan ngobrol, baik sama kita juga," terang
Otong.
Saat hidup di Rorotan, Rohani tinggal di perumahan Green Garden.
Ia tinggal bersama suaminya dan anak-anaknya. Rohani pun hidup secara
berkecukupan.
Namun, kuburan yang dihuni oleh Royani sejak 18 Februari silam
jarang dikunjungi keluarganya. Bahkan, saat 40 harian pun sang keluarga tak
kunjung melayat makam tersebut.
"Jarang datang, kalaupun datang cuma tengok saja. Enggak
minta dibersihkan," tutp Otong.
Pernah saat 31 Maret lalu keluarga datang. Namun tidak ada kata
yang terucap. Bahkan utang Rp 100 ribu untuk memasang nisan pun tak dibayarkan.
"Masih ada utang sama kita. Utang Rp 100 ribu. Dulu papannya
kan kayu, terus keluarganya minta dibikin dari batu granit. Sampai sekarang
belum di bayar," ucap Otong.
Makam itu membuat heboh warga sekitar lokasi pekuburan. Sejak
Februari lalu kala mulai muncul tetesan darah dari makam. Kemudian ketika angin
berhembus, bau amis pun tersebar. Banyak warga datang dan melihat makam itu.
Namun tidak ada yang bisa warga lakukan. Mereka pun tak tahu penyebabnya