|
Pak Raden Tanpa Kumis |
Masih Tokoh priaberkumis, berblangkon, dan beskap lengkap menjadi sangat populer bagi anak-anak
di era 1990-an di acara TVRI kalau tidak Salah. Dia adalah Pak Raden, tokoh pencipta boneka Si Unyil.
Boneka-boneka yang digerakkan dengan tangan itu, biasanya muncul setiap akhir
pekan, bersama karib mereka seperti Usro, Melanie, Pak Ogah dan Bu Bariah. Kini
kisah Unyil sudah hilang, tapi tokohnya masih sering muncul dalam acara anaknya
lainnya.
Meski Unyil
masih mengudara, Pak Raden alias Drs Suyadi, sang penciptanya ternyata hidup
nestapa. Penyebabnya adalah hak cipta boneka Si Unyil ada di tangan Perum
Produksi Film Negara (PFN). Kisahnya berawal pada Desember 1995, pria 79 tahun
itu meneken perjanjian dengan PFN. Isinya, menyerahkan kepada PFN untuk
mengurus hak cipta atas boneka Unyil. Perjanjian itu berlaku selama lima tahun
sejak ditandatangani.
Menurut Pak Raden, beberapa hari kemudian, perjanjian serupa muncul dengan
tanggal yang sama: 14 Desember 1995. Bedanya, perjanjian baru itu tidak
mencantumkan masa berlakunya.
Pada 23 Desember 1998, Pak Raden menandatangani surat penyerahan hak cipta atas
11 lukisan boneka, termasuk si Unyil, Pak Raden, Pak Ogah, dan lain-lain. Pada
15 Januari 1999, PFN mendapat surat penerimaan permohonan pendaftaran hak cipta
dari Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek Departemen Kehakiman atas 11
tokoh itu.
Gara-gara perjanjian itu, Pak Raden kini tak mendapat royalti. Dalam usia
senja, ia masih menumpang di rumah kakaknya. Sakit dan harus berjalan ditopang
tongkat. Untuk menyambung hidup, Pak Raden kini menjual gambar dan suara dari
mendongeng. Pak Raden juga mendapat pemasukan dari mengisi suara tokoh Pak
Raden di serial Laptop Si Unyil di Trans7.
Satu ambisi yang belum dicapai oleh pria lanjut usia itu, adalah mendapatkan
hak cipta atas boneka-boneka dalam serial Si Unyil. Kalau dapat, ia berniat
membangun yayasan. Sebuah lembaga yang bakal mengelola penggunaan hak cipta
boneka Unyil dan kawan-kawannya
Perjuangan Pak Raden menggugat hak cipta disuarakan di dunia maya maupun dunia
nyata. Melalui twitter dengan akun @_pakraden_ , kisah dan upaya menggapai hak
cipta terus diperbarui di jejaring 140 karakter itu. Selain lewat
microblogging, Pak Raden juga aktif dalam forum diskusi maupun bicara dengan
media massa.
|
Pak Raden lengkap dengan kumisnya |
Menurut Trans7, stasiun televisi yang kini menyiarkan Si Unyil, Pak Raden
dibayar karena mengisi suara saja. Soal hak siar, Produser eksekutif tayangan
'Laptop Si Unyil' di Trans7, Roni Suyanto, mengaku pihaknya selalu melakukan
pembayaran kepada Perum Produksi Film Negara (PFN)
Adapun Direktur PFN Endarjono menanggapi upaya Pak Raden dengan mengatakan:
”Hak cipta itu ada di PFN di mana hak cipta itu tidak ada masa berlakunya. Jadi
berlakunya selamanya.” Menurut dia, kini Pak Raden tak memiliki hak cipta lagi.
Karena hak cipta yang didaftarkan ke Departemen Kehakiman sudah punya PFN.
Perjuangan Pak Raden memperoleh hak cipta, sebenarnya bisa segera terkabul.
Asal, kata Kepala Subdit Pengaduan Direktorat Penyidikan, Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Salmon Pardede, PFN legawa mengembalikan hak
cipta itu.
kita tunggu kabar selanjutnya apa pak raden mendapatkan hak cipta? kita juga berdo'a agar pak raden di beri ketabahan dan kesehatan,