blog_wahid.wikipedia.org - Gunung
Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini
mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak
astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak
Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak
Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Banyak
yang mengira nama Gunung Salak berasal dari nama tanaman Salak, akan tetapi
sesunguhnya nama gunung ini berasal dari bahasa sansekerta "Salaka"
yang berarti perak.
Maka Gunung Salak bermakna "Gunung Perak
Gunung
Salak merupakan gunung api strato tipe A. Semenjak tahun 1600-an tercatat
terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699,
1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi
di Kawah Cikuluwung Putri.
Menurut
Hartman (1938) Gunung Salak I merupakan bagian gunung yang paling tua. Disusul
oleh Gunung Salak II dan kemudian muncul Gunung Sumbul. Sedangkan Kawah Ratu
diperkirakan merupakan produk akhir dari Gunung Salak. Kawah Cikuluwung Putri
dan Kawah Hirup masih merupakan bagian dari Kawah Ratu
Gunung
Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering
didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug
Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada
puncak Salak II.
Puncak
Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I
bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri,
Ciapus.
Jalur
lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat
Gunung Bunder.
Selain
itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali
daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga
jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup
sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita
temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di
puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan air hujan. Gunung Salak meskipun
tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri
baik karakteristik hutannya maupun medannya.
Cimelati Di jalur ini masuk dari
desa cibuntu, Jika melewati track ini
kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini
juga terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan
tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari
pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga
dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air
maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda
melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di
setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.
Hasil
penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB,
mendapatkan 11 jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa
Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis itu ialah Bufo
asper, B. melanostictus, Leptobrachium
hasseltii, Fejervarya limnocharis, Huia
masonii, Limnonectes kuhlii, L. macrodon,
L. microdiscus, Rana chalconota, R.
erythraea dan R. hosii. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak
pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di
Cidahu juga tercatat adanya jenis bangkong bertanduk (Megophrys montana) dan katak terbang (Rhacophorus
reinwardtii).
Gunung
Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung,
sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak
kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis
penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah elang jawa
(Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang lain, ayam-hutan
merahburung kuda Garrulax rufifrons,
Hypothymis azurea, Aethopyga eximia dan A. mystacalis, serta Lophozosterops
javanica. (Gallus gallus), Cuculus micropterus, Phaenicophaeus javanicus dan P.
curvirostris, Sasia abnormis, Dicrurus remifer, Cissa thalassina, Crypsirina
temia,
Sebagaimana
halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak
terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis
penting seperti macan tutulowa jawa (Hylobates
moloch), surili
(Presbytis comata) dan trenggiling (Manis javanica) (Panthera pardus),