blog_wahid-Bola.net
- Usai sudah perjalanan yang panjang dalam penyelesaian dualisme kompetisi di
Indonesia dengan ditandatanganinya MoU oleh PSSI, Indonesia Super League (ISL) dan KPSI.
Kesepakatan untuk tujuan yang lebih besar, yakni kemajuan sepak bola Indonesia
ini akhirnya terjadi setelah diskusi yang panjang yang antara pihak PSSI dan
KPSI yang disupervisi oleh tim Task
Force AFCPangeran Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah dan anggota Komite
Eksekutif FIFA, Dato Worawi Makudi.
Selain itu, Sekretaris Jenderal AFC, Dato
Alex Soosay, Direktur Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass, dan Direktur
Pengembangan dan hubungan Internasional/Asosiasi, James Johnson, juga FIFA Manager of MAs, Marco Leal juga turut hadir.
yang dipimpin oleh Wakil Presiden AFC
MoU
itu merupakan terobosan signifikan pertama untuk sepak bola Indonesia sejak
terjadi konflik kepengurusan dan dualisme kompetisi.
FIFA
dan AFC sampai menyatakan keprihatinannya, apalagi dengan adanya breakaway
league (ISL), kemudian muncul KPSI yang membentuk kepengurusan sendiri. AFC
kemudian membentuk Task Force untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Hasil
dari penandatanganan MoU, Komite Gabungan PSSI akan dibentuk untuk membuat
kompetisi sepak bola profesional tertinggi baru.
Komite
juga akan bekerja bersama FIFA dan AFC untuk mengevaluasi statuta dan masalah
asosiasi lainnya.
Tak
hanya itu, empat Komite Eksekutif PSSI yang pernah diberhentikan, harus
dikembalikan ke posisinya lagi.
MoU
juga menyatakan, kompetisi ISL akan tetap digulirkan secara terpisah, tapi
berada di bawah payung PSSI. Sedangkan KPSI tidak akan bertindak sebagai
otoritas sepak bola.
Bravo
sepakbola Indonesia