Diabetes
Mellitus (DM) atau Kencing Manis merupakan penyakit yang amat serius, dan
bahkan berakibat dengan kematian apabila
sudah komplikasi. Diabetes tergolong penyakit menahun, bahkan tidak
jarang pasien penderita kencing manis bergantung obat sepanjang hidupnya. Oleh
karena itu tidak heran banyak penderita diabetes melirik penggunaan tanaman
obat untuk mengontrol kadar gula dalam darahnya. Beberapa tanaman obat
antidiabetes yang selain telah digunakan secara tradisional juga telah diteliti
secara ilmiah diantaranya adalah :
1.
Buah Pare ( Momordica charantia)
Buah pare ini telah lama dipakai sebagai obat di Cina sejak tahun 1578. Selain
secara tradisional sebagai tonikum, obat batuk, obat antimalaria, penambah
nafsu makan dan penyembuh luka, ratusan riset telah dilakukan diberbagai negara
untuk mengetahui efek buah pahit ini terhadap kadar gula darah. Hasil riset
yang telah dilakukan di berbagai negara tersebut ternyata mempertegas khasiat
buah pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak banyak mengandung
saponin, flavonoid dan polifenol (antioksidan kuat) serta glikosida
kukurbitasin, momordisin dan karantin. Pada hewan coba, dapat diketahui bahwa
efek pare dalam menurunkan kadar gula darah adalah dengan cara mencegah usus
menyerap gula yang dimakan. Selain itu pare juga diduga mempunyai senyawa yang
mirip sulfonylurea (obat antidiabetes yang palin tua dan banyak dipakai). Obat
jenis ini menstimulir sel beta pancreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih
banyak. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga
serupa dengan mekanisme insulin.
Dosis yang sering dipakai untuk mengatasi diabetes adalah dengan mengkonsumsi
50-60 ml jus buah pare sehari. Penggunaan dosis yang lebih tinggi dari buah
pare ini dapat mengakibatkan sakit perut dan diare. Juga perlu dipertimbangkan
apabila penggunaanya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Sedangkan
bagi para ibu hamil, anak-anak dan orang-orang yang kadar gulanya cenderung
rendah, tidak dianjurkan karena bisa membahayakan.
2.
Bawang Merah dan Bawang Putih (Allium cepa dan Allium sativum)
Bawang merah dan bawang putih yang biasa dikenal sebagai bahan bumbu dapur
ternyata mempunyai khasiat dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Senyawa
dalam bawang yang dipercaya mempunyai khasiat itu adalah allyl propil
disulphide (APDS) dan diallyl disulphide oxide (Allicin), meskipun tentunya
senyawa lain seperti flavonoid juga ikut berperan. Dari percobaan
dilaboratorium didapatkan hasil bahwa APDS menurunkan kadar gula dalam
darah dengan cara berkompetisi di liver, sehingga dapat meningkatkan jumlah
insulin bebas. Ekstrak bawang merah diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam
darah, baik bila dikonsumsi secara oral maupun bila diberikan secara
injeksi intraperitonial. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa bawang sudah
dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi penderita diabetes apabila
dikonsumsi setiap hari sekitar 25 – 200 mg. Hasil penelitian bahkan memberikan
efek yang sama apabila bawang tersebut dikonsumsi dalam bentuk mentah ataupun
dimasak. Selain itu, mengkonsumsi bawang merah dan bawang putih
juga memberikan efek yang bagus terhadap system kardiovaskular, diantaranya
adalah dapat menurunkan kadar lemak serta dapat berkhasiat antihipertensi. Jadi
mengkonsumsi bawang merah ataupun bawang putih sangatlah dianjurkan bagi para
penderita diabetes.
3.
Jamblang/juwet ( Syzygium cuminii)
Anda pasti tidak menyangka bukan bahwa tanaman juwet atau jamblang atau dalas,
plum jawa, anggur sepet mempunyai setumpuk manfaat yang berguna bagi kesehatan
manusia. Tanaman ini mempunyai bermacam-macam varietas. Varietas yang sudah
dibudidayakan mempunyai buah yang lebih besar, biasanya sebesar biji rambutan,
warnanya biru keunguan. Umum dikenal dengan nama jamblang biasa atau jamblang
ireng. Diasamping yang berwarna hitam dan biru, ada pula varietas yang buahnya
ungu atau putih.
Jamblang yang berbuah putih (jamblang bawang) inilah yang merupakan obat
tradisional yang mujarab untuk melawan penyakit kencing manis. Biji jamblang
dipercaya mampu mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Hal ini
diduga karena adanya zat glukosida phytomellin dalam biji jamblang yang mampu
mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler. Berkat kandungan phytomelin biji
juwet/jamblang ini , maka kerapuhan tubuh dapat diatasi dan luka yang ada bisa
cepat sembuh. Kandungan alpha phytosterol dari biji jamblang juga mampu melibas
gejala yang sering dialami oleh penderita diabetes seperti rasa cepat capai dan
kekurangan tenaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji juwet mempunyai efek
hipoglikemia yang signifikan. Hal ini akan dapat menurunkan kadar gula dalam
darah, selain itu biji jamblang juga diketahui dapat menurunkan kadar gula
dalam air seni.
Secara tradisional untuk mengatasi diabetes, anda dapat mengkonsumsinya dengan
aturan pakai : 7 biji jamblang bawang segar, tumbuklah hingga halus dan
kemudian rebus dengan 2 gelas air. Air rebusan ini dapat anda bagi untuk
mengkonsumsinya menjadi 3 kali sehari. Pemberian ramuan ini biasanya
berlangsung antara 2-3 hari, apabila badan sudah merasa segar, tidak lesu dan
kekurangan tenaga lagi atau dalam artian kadar gula anda stabil/normal anda
bisa menghentikan pengobatan.
4.
Biji Klabet ( Trigonella foenum-graecum)
Meskipun biji klabet ini secara tradisional banyak dipakai untuk
mengatasi berbagai macam penyakit, tetapi umumnya penelitian terhadap tanaman
ini lebih difokuskan terhadap khasiatnya sebagai antidiabetes ataupun untuk
menurunkan kolesterol. Dari hasil penelitian awal memperlihatkan bahwa terhadap
penderita diabetes tipe 2 ( tidak tergantung insulin), biji klabet dapat
menurunkan kadar gula serta memperbaiki segala problem yang berhubungan dengan
tingginya kadar gula dalam darah. Problem itu diantaranya meliputi seringnya
kencing, rasa haus pada malam hari, sakit pada saraf serta infeksi kulit. Hanya
satu penelitian yang melaporkan bahwa biji klabet ini juga dapat memperbaiki
kadar gula bagi para penderita diabetes tipe 1 (tergantung insulin). Senyawa
aktif yang bertanggung jawab untuk mengatasi diabetes dari biji tanaman ini
diduga adalah trigonelline alkaloid, asam nikotinat serta kumarin.
Pemakaian biji klabet secara tradisional, dianjurkan agar tidak lebih dari 12
minggu. Selain takut timbul efek yang tidak diinginkan, hal ini juga karena
penelitian tentang mengkonsumsi biji klabet untuk jangka panjang belum selesai
dilakukan. Dosis yang biasa dipakai untuk penderita diabetes tipe 1 (tergantung
insulin) usia diatas 18 th adalah 50 gr biji klabet, 2 kali sehari yang
dikonsumsi secara oral. Sedang bagi penderita diabetes tipe 2 (tidak tergantung
insulin) adalah 2,5 gram serbuk biji klabet, dua kali sehari secara oral.
Bagi penderita diabetes yang usianya dibawah 18th serta bagi para ibu hamil
dan menyusui, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi ramuan ini, karena dosis dan
keamanannya belum diteliti.