Jatuhanya rezim Hosni Mubarok ini merupakan malam bersejarah bagi Mesir, dan puluhan juta orang berpesta menyambut pengunduran diri Presiden Mesir. Puluhan juta rakyat Mesir bersuka cita menyusul turunnya Hosni Mubarak dari kursi kepresidenan. Tersebar di banyak tempat mereka menunjukkan kebahagiaannya dengan berbagai cara.
Sujud syukur pelukan, air mata, dan teriakan kebahagiaan membahana dari seluruh penjuru Mesir malam ini, Jumat (11/2/2011). Reuters memberitakan orang-orang berdansa, meniup terompet, dan banyak yang mengibar-ngibarkan bendera nasional Mesir.
"Rakyat telah menumbangkan rezim," teriak massa yang berada di Lapangan tahrir.
"Allah Akbar. Saya orang Mesir. Saya bangga sebagai orang Mesir," begitu kata mereka.
"Terima kasih ya Tuhan, saya jadi pengangguran karena dia (Mubarak-red), kehidupan sangat susah, sekarang saya akan memulai hidup baru," ujar Ahmed (35) di Istana Presiden.
"Terima kasih, terima kasih Tuhan, ketidakadilan telah sirna dan segalanya akan lebih baik. Jika tidak (membaik-red), kami akan kembali ke jalan dan menuntut perubahan," tutur seorang pemilik toko roti, Reda Alrouby (37).
kegembiraan seketika menyeruak saat Wakil Presiden Mesir, Omar Sulaiman mengumumkan pengunduran diri Presiden Mesir, Hosni Mubarak. Mulai malam ini Hosni tidak lagi menjadi presiden di tanah pharaoh alias firaun itu.
"Hari ini Hosni Mubarak memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir," ujar Sulaiman saat pengumumankan pengunduran diri Mubarak seperti dilansir dari TV CNN, Jumat (11/2/2011).
Pengunduran diri Mubarak ini langsung disambut histerias warga Mesir. Mereka meneriakan yel-yel dan merayakan perjuangan mereka untuk menurunkan rezim otoriter yang telah membelenggu Mesir selama 30 tahun ini.
Saat ini ribuan warga Mesir juga masih penunggu pernyataan politik militer Mesir atas mundurnya Mubarak. Unjuk rasa besar-besaran juga telah menyebar ke sejumlah kota, bukan hanya Kota Kairo dan Alexandria. Selain itu sasaran pengunjuk rasa kini menyebar mulai dari gedung-gedung pemerintah, gedung televisi dan radio pemerintah, dan istana kepresidenan, dan juga tempat tinggal Mubarak di Alexandria.
Demonstrasi yang dilakukan warga Mesir untuk menumbangkan Mubarak bukan hal mudah, 18 hari warga turun ke jalan. Seratusan warga meninggal dan ratusan lainya luka-luka, tidak sedikit pula yang ditahan oleh rezim yang berkuasa.
Demo anti pemerintah berkuasa di Mesir pertama kali terjadi pada Selasa (26/1/2011) lalu. Negeri pemilik terusan Suez ini terinspirasi gerakan revolusi di Tunisia. Para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Mesir Hosni Mubarak. Warga juga menginginkan adanya undang-undang yang mencegah seorang presiden berkuasa lebih dari dua periode.
Demonstrasi ini sempat terjadi bentrokan, bahkan tiga orang tewas. Ketiganya adalah dua demonstran dan satu polisi. Sekitar 250 orang juga terluka dalam insiden itu. Aksi menolak kepemimpinan Mubarak, sejak saat ini terus berkembang. Tidak saja di Kota Kairo, demo juga melanda kota-kota seperti Alexandria, dan kota-kota lainnya.
Sepekan kemudian tepatnya 30 Januari, Mubarak menunjuk seorang Wakil Presiden yakni Omar Suleiman. Penunjukan wakil ini merupakan kali pertama selama Mubarak berkuasa. Namun ribuan warga terus menentang dan mendesak tentara untuk bergabung dalam demonstrasi memaksa Mubarak turun dari kekuasannya.
Menurut berbagai perkiraan sekitar 100 orang telah tewas selama seminggu demonstrasi di Mesir. Sumber-sumber medis mengatakan sedikitnya 1.030 orang terluka di Kairo, termasuk di antaranya tiga petugas polisi Kairo.
Aksi kekerasan terus meluas di Mesir. Polisi menembak mati 17 orang di Beni Suef, selatan Kairo, karena melakukan penyerangan ke kantor polisi. Mereka menuntut Mubarok menarik polisi dari penjagaan demonstrasi di Mesir.
Lebih dari sepekan didemo rakyatnya, pada Rabu (2/1/2011) Mubarak kembali memberikan pernyataannya. Presiden dengan kekayaan lebih dari Rp 300 triliun menyatakan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu Mesir pada September 2011 nanti.
Mubarak mengatakan, dirinya ingin mengakhiri jabatannya sebagai Presiden Mesir dalam suasana damai, tanpa kekerasan. "Saya menginginkan suasana damai dalam transisi kepemimpinan di Mesir," ujar Mubarak yang dipancarluaskan lewat media televisi.
Pernyataan ini masih tidak membuat publik puas. Yang mereka tuntut adalah pengunduran diri Mubarak saat ini juga. Demontrasi terus berlanjut di lapangan Tahrir, pusat kota Kairo, hingga akhirnya massa mengepung istana kepresidenan. Bahkan saat istana dikepung, sang presiden beserta keluarga dikabarkan telah meninggalkan Kairo. Massa pun tetap pada tuntutannya, mereka terus meneriakkan agar mubarak lengser keprabon.
Hingga pada malam harinya tuntutan mereka bisa tercapai, Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman akhirnya mendeklarasikan kemunduran Mubarak sebagai presiden di Mesir.
"Hari ini Hosni Mubarak memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir," ujar Sulaiman saat pengumumankan pengunduran diri Mubarak.
Dengan mundurnya orang nomor satu di Mesir ini segera disambut gegap gempita dari seluruh penjuruh Mesir. Kurang lebih 20 juta warga Mesir merayakan kemenangan atas mundurnya rezim Mubarak.
Mundurnya Mubarak ini sekaligus membuat vacuum of power di negara piramid itu. Majelismiliter Mesir pun dikabarkan mengambil alih tanggung jawab pemerintahan sementara yang ditinggalkan Mubarak.