Blog_wahid,- VIVAnews
- Sejak tahun lalu, Kementerian Kominfo dan BRTI telah mengumumkan rencana
mengubah skema interkoneksi SMS yang sebelumnya Sender Keep All (SKA) menjadi
berbasis biaya (cost-based). Penerapan skema berbasis biaya berlaku mulai malam
ini, 31 Mei 2012 pukul 23:59:59 WIB.
Rencana penggantian skema ini telah mencapai komitmen bersama pada Sabtu 26 Mei
2012. Kementerian Kominfo dan BRTI bersama seluruh penyelenggara telekomunikasi
yang menyediakan layanan SMS menyatakan siap melaksanakan langkah baru ini.
Pemerintah pun telah menekankan waktu pemberlakukan tidak bisa lagi ditawar.
Aturan baru ini
dipastikan akan mengurangi program promosi SMS gratis lintas operator.
Interkoneksi sistem sebelumnya mengundang spam yang sangat tinggi.
Menurut Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa
Broto, skema perubahan tarif SMS ini didasarkan oleh semangat untuk menyehatkan
industri telekomunikasi yang semakin tidak seimbang.
Dalam skema SKA, para penikmat tarif SMS gratis lintas operator malah
membanjiri dengan pengiriman SMS sehingga trafik tidak seimbang. Penyelenggara
pengiriman SMS ini berlaku tidak adil bagi konsumen.
Pemberlakuan
skema baru ini dipicu keluhan konsumen terhadap peredaran SMS spam yang disebar
secara massal. Tarif SMS gratis dituduh menjadi penyebab spam SMS yang memenuhi
inbox Anda. Dari iklan kredit hingga pembersih tinja. Apakah Anda pernah
menjadi korbannya?
"Itu ndak sehat. BRTI sudah ingatkan ini pada 2011
lalu. Jadi, penarifan telekomunikasi berbasis biaya," ujar Gatot
kepada VIVAnews, Rabu 30 Mei 2012.
Menurutnya, perhitungan tarif
ideal itu berbasis biaya. Alasannya, setiap layanan komunikasi sudah mencakup
biaya produksi dan biaya lainnya.
Gatot juga menambahkan bahwa skema tarif dasar interkoneksi ini yakni
Rp23 per SMS. Biaya ini merupakan besaran yang harus dibayarkan oleh operator
pengirim ke operator penerima. Sementara pengguna dibebankan tarif interkoneksi
ditambah dengan biaya retail activity.
selamat menikmati????