Memiliki bayi adalah dambaan bagi calon ayah dan calon ibu. Nenunggu kelahiran dan mencari nama buat calon bayi adalah pekerjaan yang cukup membingunkan, selain itu identitas paling utama setiap orang adalah nama. Setiap makhluk di bumi ini, baik yang hidup maupun yang mati, memiliki nama sebagai identitasnya. Bayi diberi nama yang baik, di samping agar ia memiliki identitas, juga agar memiliki jati diri yang kuat. Dengan memiliki sebuah nama sebagai identitasnya, seorang anak akan mudah dikenali. Nama akan menjadi identitas abadi sampai Hari Kiamat. Di akhirat nanti, manusia akan dipanggil berdasarkan namanya.
Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya kamu akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti dengan nama-namamu dan juga nama bapak-bapakmu, maka perindahlah nama-namamu.” (HR. Imam Abu Daud)
Pemberian nama disunahkan pada hari ke-7, yaitu ketika diadakan akikah. Namun, sebaiknya nama sudah dipersiapkan sejak bayi masih berada dalam kandungan. Nama dapat dipilih melalui musyawarah antara suami dan istri untuk menentukan nama yang baik, bermakna, dan sesuai keinginan dua belah pihak. Ketika pada hari akikah, nama tersebut bisa diumumkan kepada para tamu agar mereka dapat mengenal nama bayi Anda.
Dalam menentukan nama bayi, ada lima kaidah yang dapat dipergunakan agar pemilihan nama tersebut tidak melenceng dari aturan syariat Islam.
1. Nama-nama yang bermakna penghambaan kepada Allah SWT digabung dengan nama-nama-Nya yang indah (asmaul husna), misalnya Abdul Aziz dan Abdul Ghoniy.
2. Nama dapat dinisbatkan kepada para nabi. Para ulama sepakat tentang kebolehan memberi nama anak dengan nama para nabi, seperti Muhammad, Yusuf, dan Nuh.
3. Nama dapat diambil dari nama para sahabat, tabi’in, atau orang shaleh.
4. Nama yang mencerminkan doa, harapan, simbol kemuliaan, atau dorongan untuk berbuat kebaikan. Nama-nama seperti ini terdapat di dalam banyak hadits Rasulullah atau ayat-ayat Al-Qur`an, misalnya Raihan (wewangian surga), Firdaus (surga tertinggi), Ahsan (yang lebih baik), Khair (yang paling baik), atau Qurrata A’Yun (penyejuk mata).
5. Nama tidak harus diambil dari bahasa tertentu. Meskipun bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al-Qur`an, nama yang baik tidak harus berasal dari bahasa Arab. Yang paling penting adalah nama tersebut bermakna baik. Anda bisa mencari nama dari bahasa lain selama bermakna baik dan mengandung kemaslahatan.
Sebaliknya, Anda juga tidak boleh memberikan nama-nama tertentu yang dilarang menurut syariat Islam.
1. Makna yang bermakna penghambaan kepada selain Allah SWT, misalnya penghambaan terhadap benda-benda, seperti Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), Abdus Syamsi (hamba matahari), atau Abdul Butun (hamba perut).
2. Nama-nama Allah tanpa imbuhan kata yang menunjukkan penghambaan, misalnya Rahim (Maha Penyayang), Rahman (Maha Pengasih), atau Khaliq (Maha Pencipta).
3. Nama-nama musuh Islam, seperti Abu Lahab; nama-nama patung atau berhala, seperti Uzza, Lata, dan Manat; atau nama lain yang merupakan simbol kekafiran dan permusuhan terhadap Islam.
4. Nama-nama yang mencerminkan pemujaan terhadap diri sendiri secara berlebihan. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya nama yang paling dibenci Allah adalah orang yang bernama Malakul Amlak (raja diraja).” (HR Bukhari dan Muslim).
5. Nama-nama yang tidak memiliki makna kebaikan atau nama-nama yang bermakna perbuatan buruk atau maksiat.
6. Nama-nama hewan yang dikenal dengan sipat-sipat buruknya, misalnya Kalbun (anjing) atau Himar (keledai)
Semoga bermanfaat
Rangkaian Nama anak