Liputan6.com, Ketua Harian Badan Olahraga
Profesional Indonesia (BOPI), Haryo Yuniarto mengatakan meninggalnya
penyerang Pelita Bandung Raya asal Mali, Abdulaye Sekou Camara murni
musibah karena tidak ada keluhan dan masih beraktivitas beberapa hari
sebelumnya.
"Kalau meninggalnya menurut dokter terkena sakit
yang kemungkinan serangan jantung, tidak ada keluhan-keluhan maupun
perawatan sebelumnya dan masih beraktivitas beberapa hari sebelumnya,
jadi indikasi adanya kealfaan dan penyakit kelihatannya tidak ada," ujar
Haryo Yuniarto di Jakarta, seperti dikutip Antara, Rabu (31/7/2013).
Haryo
menanggapi meninggalnya pemain pemain Pelita Bandung Raya, Abdulaye
S�kou Camara pada saat berlatih bersama tim di Stadion Siliwangi,
Bandung, Sabtu malam lalu. Camara, yang berusia 27 tahun, diduga
mengalami serangan jantung.
Menurut dia, dari peraturan yang berlaku, memang ada
kewajiban pengecekan kesehatan sebelum seseorang bisa menjalani karier
sebagai olahragawan profesional.
"Salah satu tahapan untuk bisa
diterima sebagai atlet profesional adalah pemeriksaan media, namun
item-item apa saja di dalam pemeriksaan medisnya saya tidak terlalu
paham betul. Karena ada di domain dokter klub masing-masing , tapi yang
jelas jenjang pemeriksaan kesehatan sudah pasti harus dilewati. Begitu
juga dengan pemain pesepakbola ini, ini khan tidak beberapa lama, pemain
profesional di luar negeri yang berusia 27 tahun meninggal juga," ujar
dia.
Jadi kejadian tersebut bisa terjadi pada siapa saja
tidak hanya di Indonesia dan jangan terus diartikan bahwa seolah-olah
pemeriksaaan medis di Indonesia "kendor".
"Pemeriksaan
kesehatan itu berlaku setiap per enam bulan, saya yakin klub melakukan
itu. Klub juga tidak mau rugi karena ia harus mengeluarkan biaya rumah
sakit kalau sampai ada atletnya yang harus sakit, dilihat dari situ saja
kami meyakini sistem pemeriksaan itu berjalan dengan baik," kata dia.
Ia
mengatakan karena kejadian ini bersifat musibah, yaitu ada ada
kelainan organ tubuh pada pemain, BOPI tidak bisa masuk terlalu jauh.
Haryo juga mengapresiasi langkah klub yang akan membayar sisa gaji Camara selama sembilan bulan ke depan.
"Saya
sebagai ketua BOPI mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan
saya sudah memantau dari PT Liga dan klub itu sendiri, bahwa mereka
manaruh perhatian dalam menangani jenazahnya," kata dia.
Sebelumnya,
Camara meninggal saat berlatih bersama dengan para pemain Pelita
Bandung Raya di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu malam lalu.
Ia
gagal mengontrol bola operan jauh, sebelum kemudian menunduk dan
terduduk. Kemudian ia merebahkan badan dan tak seorang pun yang mengira
ia sudah tidak sadarkan diri.
Setelah diberi pertolongan pertama,
Camara kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Siaga Halmahera, tak jauh dari
stadion. Dokter sempat memberikan pertolongan selama 30 menit di Ruang
Gawat Darurat, namun nyawanya tak tertolong.